Latar
Belakang Masalah
Suatu bangsa yang telah menegara mempunyai
cita-cita yang luhur dilandasi falsafah hidup bangsa dan ideologinya. Dalam
upaya mencapai tujuan nasional, setiap bangsa melakukan kegiatan
pembangunan disegala bidang dengan berpedoman kepada wawasan nusantara yang
memandang negara dan bangsanya sebagai satu kesatuan yang
utuh.
Pemerintah dan rakyat memerlukan suatu konsepsi
berupa wawasan nasional untuk menyelengarakan kehidupannya. Wawasan ini
dimaksudkan untuk menjamin kelangsungan hidup, keutuhan wilayah serta jadi diri
bangsa
Dalam melakukan pembangunan, secara langsung
maupun tidak langsung selalu akan menghadapi tantangan, ancaman, hambatan dan
gangguan, untuk itu suatu bangsa perlu memiliki ketahanan, daya tahan,
keuletan, dan ketangguhan guna menghadapi tantangan di era globalisasi seperti
saat ini sehingga program pembangunan nasional dapat dilaksanakan dalam mencapai
tujuan
nasional.
Disamping itu kita harus dapat
mengaktualisasikan diri dari perwujudan wawasan nusantara dari berbagai aspek diantaranya:
Aspek Ideologi
Aspek Politik
Aspek Ekonomi
Aspek Sosial Budaya
Aspek Pertahanan Keamanan.
Aktualisasi
Perwujudan Wawasan Nusantara
Aspek Ideologi
Secara etimologis, ideologi berasal dari
bahasa Yunani yaitu idea dan logia. Idea berasal dari idein yang berarti
melihat. Idea juga diartikan sesuatu yang ada di dalam pikiran sebagai hasil
perumusan sesuatu pemikiran atau rencana. Kata logia mengandung makna ilmu pengetahuan atau teori, sedang kata logis
berasal dari kata logos dari kata legein yaitu berbicara.
Istilah ideologi
sendiri pertama kali dilontarkan oleh Antoine Destutt de Tracy (1754 - 1836),
ketika bergejolaknya Revolusi Prancis untuk mendefinisikan sains tentang ide.
Jadi dapat disimpulkan secara bahasa, ideologi adalah pengucapan atau
pengutaraan terhadap sesuatu yang terumus di dalam pikiran.
Menurut saya, ada dua jenis aspek ideologi
yang kita kenal saat ini yaitu Ideologi Dunia dan Ideologi
Pancasila.
A.
Ideologi
Dunia
Liberalisme
Aliran pikiran perseorangan atau individualistik.
Aliran pemikiran ini mengajarkan bahwa negara adalah masyarakat hukum (legal
society) yang disusun atas kontrak semua individu dalam masyarakat itu (kontrak
sosial). Liberalisme bertitik tolak dari hak asasi yang melekat pada manusia
sejak ia lahir dan tidak dapat diganggu gugat oleh siapa pun termasuk penguasa
kecuali atas persetujuan yang bersangkutan. Paham Liberalisme mempunyai
dasar-dasar kebabasan dan kepentingan pribadi yang menuntut kebebasan individu
secara mutlak, yaitu kebebasan mengejar kebahagiaan hidup di tengah-tengah
kekayaan materil yang melimpah dan dicapai dengan bebas.
Komunisme
Aliran pikiran golongan (class theory) yang
diajarkan oleh Karl Marx, Engels dan Lenin pada mulanya merupakan kritik Kark
Marx atas kehidupan sosial ekonomi masyarakat pada awal revolusi industri.
Aliran pemikiran ini beranggapan bahwa negara adalah susunan golongan (kelas)
untuk menindas kelas lain. Golongan ekonomi kuat menindas ekonomi lemah.
Golongan borjuis menindas golongan proletar
(kaum buruh). Karena itu Marx menganjurkan agar kaum buruh mengadakan revolusi
politik untuk merebut kekuasaan negara dari golongan kaya kapitalis dan borjuis
agar kaum buruh dapat ganti berkuasa dan mengatur negara. Sesuai dengan aliran
pikiran yang melandasi komunisme.
Faham Agama
Negara membina kehidupan keagamaan umat dan
bersifat spiritual religius. Bersumber pada falsafah keagamaan dalam kitab
suci agama. Negara melaksanakan hukum agama dalam kehidupan dunia.
B.
Ideologi
Pancasila
Ideologi Pancasila merupakan dasar negara
yang mengakui dan mengagungkan keberadaan agama dalam pemerintahan. Sehingga
kita sebagai warga negara Indonesia tidak perlu meragukan konsistensi atas
Ideologi Pancasila terhadap agama. Tidak perlu berusaha mengganti ideologi
Pancasila dengan ideologi berbasis agama dengan alasan bahwa ideologi Pancasila
bukan ideologi beragama. Ideologi Pancasila adalah ideologi beragama.
Pancasila
dijadikan ideologi dikarenakan, Pancasila memiliki nilai-nilai falsafah
mendasar dan rasional. Pancasila telah teruji kokoh dan kuat sebagai dasar
dalam mengatur kehidupan bernegara. Selain itu, Pancasila juga merupakan wujud
dari konsensus nasional karena negara bangsa Indonesia ini adalah sebuah desain
negara moderen yang disepakati oleh para pendiri negara Republik Indonesia
kemudian nilai kandungan Pancasila dilestarikan dari generasi ke generasi.
Pancasila pertama
kali dikumandangkan oleh Soekarno pada saat berlangsungnya sidang Badan
Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Republik Indonesia (BPUPKI). Pancasila yang
merupakan "way of life" bangsa Indonesia saat ini menghadapi
tantangan serius, bukan saja orang enggan bicara tentang Pancasila, tetapi
justru nilai-nilai yang terkandung didalamnya nyaris tidak lagi dihayati dan
diamalkan. Mungkin hal ini adalah akibat dan sikap traumatis dari pengalaman
masa lalu, atau dapat pula karena terlahir generasi baru yang telah menganggap
bahwa Pancasila sudah tidak bermakna lagi.
Distorsi pemahaman dan implementasi yang
terjadi saat ini, dapat kita amati fenomenanya antara
lain :
Terjadinya kemerosotan (dekadensi) moral,
watak, mental dan perilaku/ etika hidup bermasyarakat dan berbangsa terutama
pada generasi muda.
Gaya hidup yang Hedonistik, materialistik
konsumtif dan cenderung melahirkan sifat ketamakan atau keserakahan, serta
mengarah pada sifat dan sikap individualistik.
Timbulnya gejala politik yang berorientasi
kepada kekuatan, kekuasaan dan kekerasan, sehingga hukum sulit ditegakkan.
Persepsi yang dangkal, wawasan yang sempit,
beda pendapat yang berujung bermusuhan, anti terhadap kritik serta sulit
menerima perubahan yang pada akhirnya cenderung anarkhis.
Birokrasi pemerintahan terlihat semakin
arogan berlebihan, cenderung KKN dan sukar menempatkan diri sebagai pelayan
masyarakat. Pemberan-tasan korupsi yang berakar pada birokrasi ini yang
terasakan amat sulit karena telah membudaya.
Aspek Politik
Satu kesatuan politik, dalam arti satu UUD dan politik pelaksanaannya serta
satu ideologi dan identitas nasional.
A. Pengertian Politik Secara Umum
Politik secara umum berasal dari kata politik
yang mengandung makna kekuasaan (pemerintahan) dan atau politik yang berarti
kebijaksanaan. Di Indonesia, kita tidak memisahkan politik dari policik.
Hubungan ini tercermin pada pemerintahan negara yang berfungsi sebagai penentu
kebijaksanaan dan ingin mewujudkan aspirasi semi tuntutan masyarakat. Karena
itu, kebijaksanaan pemerintahan negana tersebut harus serasi dan selaras dengan
keinginan dan aspirasi masyarakat.
B. Politik
di Indonesia
Politik di Indonesia, yang harus dilihat
dalam konteks Ketahanan Nasional, meliputi dua bagian utama, yairu Politik
dalam negeri dan Politik luar negeri.
1.
Politik
Dalam Negeri
Politik dalam negeri adalah kehidupan politik
dan kenegaraan berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 yang mampu menyerap aspirsi,
dan dapat mendorong partisipasi masyarakat dalam satu sistem.
Unsur - unsurnya terdiri dari struktur
politik, proses politik, budaya politik, komunikasi politik, dan partisipasi
politik.
Ø Struktur Politik merupakan wadah
penyaluran kepentingan masyarakat dan sekaligus wadah pengkaderan pimpinan
nasional.
Ø Proses Politik merupakan suatu
rangkaian pengambilan keputusan tentang berbagai kepentingan politik maupun
kepentingan umum yang bersifat nasional dan penentuan dalam pemilihan
kepemimpinan yang puncaknya terselenggara dalam Pemilu.
Ø Budaya Politik merupakan pencerminan
dari aktualisasi hak dan kewajiban rakyat dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara, yang dilaksanakan secara dasar dan rasional melalui
pendidikan politik maupun kegiatan politik yang sesuai dengan disiplin
nasional.
Ø Komunikasi Politik merupakan suatu
hubungan timbal balik dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
dimanan rakyat merupakan sumber aspirasi dan sumber pimpinan nasional.
2. Politik Luar
Negeri
Politik luar negeri adalah salah satu sarana
pencapaian kepantingan nasional dalam pergaulan antarbangsa. Politik luar
negeri Indonesia yang berlandaskan pada Pembukaan UUD 1945 melaksanakan
ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, keadilan sosial,
serta anti penjajahan karena tidak sesuai dcngan perikemanusiaan dan
perikeadilan.
Ø Sebagai Bagian Integral dari Strategi
Nasional
Politik luar negeri merupakan proyeksi
kepentingan nasional dalam kehidupan antar bangsa. Dijiwai oleh falsafah negara
Pancasila se bagai tuntutan moral dan etika, politik luar negeri Indonesia di
tujukan pada kepentingan nasional terutama pembangunan nasional. Dengan
demikian, politik luar negeri merupakan bagian integral dari strategi nasional
dan secara keseluruhan merupakan salah satu sarana pencapaian tujuan nasional.
Ø Garis Politik Luar Negeri
Politik luar negeri Indonesia adalah bebas
dan aktif. Pengertian bebas adalah bahwa Indonesia tidak memihak pada kekuatan-kekuatan
yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa. Sedangkan pengertian aktif
merupakan peran Indonesia dalam percaturan internasional tidak bersifat
reaktif dan lndonesia tidak menjadi obyek percaturan internasional.
Aspek Ekonomi
Dalam halnya berkaitan dengan ketahanan perekonomian bangsa, maka dapat
dijabarkan pengertian tentang aspek ekonomi sebagai berikut :
1. Aspek
kehidupan nasional yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan bagi masyarakat
meliputi :.produksi, distribusi, dan konsumsi barang-barang
jasa
2. Usaha-usaha
untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat secara individu maupun kelompok,
serta cara-cara yang dilakukan dalam kehidupan bermasyarakat untuk memenuhi
kebutuhan.
Sistem perekonomian yang diterapkan oleh
suatu negara akan memberi corak terhadap kehidupan perekonomian negara yang
bersangkutan. Sistem perekonomian liberal dengan orientasi pasar secara murni
akan sangat peka terhadap pengaruh-pengaruh dari luar, sebaliknya
sistem perekonomian sosialis dengan sifat
perencanaan dan pengendalian oleh pemerintah kurang peka terhadap
pengaruh-pengaruh dari luar.Perekonomian Indonesia tercantum dalam UUD 1945
Pasal 33.
Sistem perekonomian sebagai usaha bersama
berarti setiap warga negara mempunyai hak dan kesempatan yang sama dalam
menjalankan roda perekonomian dengan tujuan untuk mensejahterakan bangsa.
Dalam perekonomian Indonesia tidak dikenal
monopoli dan monopsoni baik oleh pemerintah/swasta. Secara makro sistem
perekonomian Indonesia dapat disebut sebagai sistem perekonomian kerakyatan.
Wujud ketahanan ekonomi tercermin dalam
kondisi kehidupan perekonomian bangsa yang mampu memelihara stabilitas ekonomi
yang sehat dan dinamis, menciptakan kemandirian ekonomi nasional yang berdaya
saing tinggi dan mewujudkan kemakmuran rakyat yang adil dan merata.
Pencapaian tingkat ketahanan ekonomi yang
diinginkan memerlukan pembinaan berbagai hal yaitu antara lain :
a) Sistem ekonomi
Indonesia diarahkan untuk dapat mewujudkan kemaknmuran dan kesejahtaeraan yang
adil dan merata di seluruh wilayah Indonesia.
b) Ekonomi
kerakyatan harus menghindarkan sistem free fight liberalism,
etatisme dan monopolistis.
c) Struktur
ekonomi dimantapkan secara seimbang dan saling menguntungkan dalam keterpaduan
antar sektor pertanian, industri serta jasa.
d) Pembangunan
ekonomi memotivasi serta mendorong peran serta masyarakat secara aktif.
e) Pemerataan
pembangunan dan pemanfaataan hasil-hasilnya senantiasa memperhatikan dengan
cita-cita keadilan sosial.
f) Kemampuan
bersaing dalam segala hal yang berhubungan dengan
ekonomi. .
Aspek Sosial dan Budaya
A. Perubahan Aspek
Sosial dan Budaya Terhadap Perkembangan Masyarakat.
Kebudayaan merupakan suatu sistem. Artinya,
bagian-bagian dari kebudh itu saling berkaitan satu dengan lainnya. Perubahan
satu unsur kebudayaan akan mempengaruhi unsur-unsur yang lainnya. Hal ini bisa
kita lihat contohnya ketika program listrik masuk desa mula-mula dijalankan.
Masuknya listrik ke pedesaan yang sebelumnya tidak ada listrik, membawa
perubahan besar dalam kehidupan penduduk desa yang sebagian besar bermata
pencaharian sebagai petani atau pengrajin tradisional. Dari kenyataan ini,
perubahan-perubahan lainnya akan semakin terbuka dan berlangsung secara
beruntun. Menurut Gillin dan Koenig, perubahan kebudayaan disebabkan oleh
beberapa faktor internal maupun eksternal sebagai berikut :
1)
Faktor
Internal
Ø Adanya kejenuhan atau
ketidakpuasan individu terhadap sistem nilai yang berlaku di masyarakat.
Ø Adanya individu yang menyimpang
dari sistem sosial yang berlaku. Apabila hal ini dibiarkan, maka akan diikuti
oleh individu-individu lainnya sehingga mendorong perubahan.
Ø Adanya perubahan dalam jumlah
dan komposisi penduduk. Pertumbuhan penduduk akan menyebabkan terjadinya
perubahan unsur penduduk lainnya, seperti rasio jenis kelamin dan beban
tanggungan hidup. Banyaknya pendatang dari etnis dan budaya lain juga akan
merubah struktur sosial karena penduduk menjadi lebih heterogen.
2)
Faktor
Eksternal
Ø Bencana alam antara lain gunung
meletus, banjir, gempa bumi, atau tsunami. Bencana alam dapat menyebabkan
terjadinya perubahan lingkungan fisik sehingga menuntut manusia melakukan
adaptasi terhadap lingkungan yang telah berubah tersebut. Biasanya untuk
bertahan ataupun mengalami suatu bencana alam, manusia terkadang terlupa atau
mungkin terpaksa melanggar nilai-nilai dan norma sosial yang telah ada. Hal ini
dilakukan semata-mata untuk tetap bertahan dalam menghadapi perubahan
lingkungan akibat bencana alam tersebut.
Ø Peperangan selalu berdampak pada
tingginya angka kematian, rusaknya berbagai sarana dan prasarana kebutuhan
hidup sehari-hari, terjadinya kekacauan ekonomi dan sosial, serta tergoncangnya
mental penduduk sehingga merasa frustasi dan tidak berdaya. Dalam kenyataan
yang lebih memprihatinkan, peperangan seringkali diakhiri dengan penaklukan
yang diikuti pemaksaan ideologi dan kebudayaan oleh pihak atau negara yang
menang. Semua ini akan mengubah kehidupan masyarakat dan kebudayaannya.
Ø Kontak dengan masyarakat lain
yang berbeda kebudayaannya. Kontak dapat terjadi antar etnis di dalam suatu
kawasan atau yang berasal dari tempat yang berjauhan. Interaksi antara orang
atau kelompok yang berbeda etnis dan kebudayaan yang tinggi akan memperluas
pengetahuan dan wawasan tentang budaya masing-masing, sehingga dapat
menimbulkan sikap toleransi dan penyesuaian diri terhadap budaya lain tersebut.
Sikap toleransi dan penyesuaian diri ini pada akhirnya akan mendorong
terjadinya perubahan kebudayaan.
B. Faktor-faktor
Yang Mempengaruhi Proses Perubahan Aspek Sosial dan Budaya Dalam Masyarakat
Perubahan sosial dan budaya dipengaruhi oleh
berbagai faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan kebudayaan terdiri
dari faktor yang mendorong dan faktor yang menghambat terjadinya perubahan
sosial budaya seperti telah dijelaskan pada bagian sebelumnya. Faktor-faktor
itu bisa berasal dari dalam maupun dari luar masyarakat. Berikut diuraikan
faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan sosial budaya. Diantara berbagai
faktor yang mendorong terjadinya perubahan sosial budaya :
1.Kontak dengan kebudayaan lain
2.Sistem pendidikan formal yang maju.
3.Toleransi.
4.Sistem stratifikasi terbuka.
5.Penduduk yang heterogen.
6.Ketidakpuasan masyarakat terhadap berbagai
bidang kehidupan.
7.Orientasi ke masa depan.
8.Pandangan bahwa manusia harus senantiasa
berusaha untuk memperbaiki hidupnya.
Aspek Pertahanan Keamanan
Pertahanan Keamanan di Indonesia merupakan kesemestaan daya upaya seluruh
rakyat
Indonesia sebagai satu sistem ketahanan
keamanan negara dalam mempertahankan dan mengamankan negara demi kelangsungan
hidup dan kehidupan bangsa dan negara RI.
Pertahanan keamanan negara RI dilaksanakan
dengan menyusun, mengerahkan, menggerakkan seluruh potensi nasional termasuk
kekuatan masyarakat diseluruh bidang kehidupan nasional secara terintegrasi dan
terkoordinasi.
Penyelenggaraan ketahanan dan keamanan secara
nasional merupakan salah satu fungi utama dari pemerintahan dan negara RI
dengan TNI dan Polri sebagai intinya, guna menciptakan keamanan bangsa dan
negara dalam rangka mewujudkan ketahanan nasional Indonesia.
Wujud ketahanan keamanan tercermin dalam kondisi daya tangkal bangsa yang
dilandasi kesadaran bela negara seluruh rakyat yang mengandung kemampuan
memelihara stabilitas pertahanan keamanan negara (Hankamneg) yang dinamis,
mengamankan pembangunan dan hasil-hasilnya serta kemampuan mempertahankan
kedaulatan negara dan menangkal segala bentuk ancaman.
Gejolak dalam negeri harus diwaspadai karena
tidak menutup kemungkinan mengundang campur tangan asing (link up) dengan
alasan-alasan:
Menegakkan HAM
Demokrasi
Penegakan hukum
Lingkungan hidup
Mengingat keterbatasan yang ada, untuk
mewujudkan postur kekuatan pertahanan keamanan kita mengacu pada negara-negara
lain yang membangun kekuatan pertahanan keamanan melalui pendekatan misi yaitu
untuk melindungi diri sendiri dan tidak untuk kepentingan invasi, yang terbagi
menjadi sebagai berikut :
1. Perlawanan
bersenjata = TNI, Polri, Ratih (rakyat terlatih) sebagai fungsi perlawanan
rakyat.
2. Perlawanan
tidak bersenjata = Ratih sebagai fungsi dari TIBUM, KAMRA, LINMAS
3. Komponen
pendukung sumber daya nasional sarana dan prasarana serta perlindungan
masyarakat terhadap bencana perang.
Pengaruh Aspek Pertahanan dan Keamanan.
1. Pokok-pokok Pengetahuan
Pertahanan dan Keamanan.
2. Pertahanan dan keamanan
Indonesia adalah kemestaan daya upaya seluruh rakyat Indonesia dalam
mempertahankan dan mengamankan negara demi kelangsungan hidup bangsa dan negara
kesatuan republik Indonesia.
3. Postur Kekuatan
Pertahanan Dan Keamanan.
4. Ketahanan pada Aspek
Pertahanan dan Keamanan.
Ketahanan Pertahanan dan Keamanan yang diinginkan adalah kondisi daya tangkal bangsa yang dilandasi oleh kesadaran bela negara seluruh rakyat.
Ketahanan Pertahanan dan Keamanan yang diinginkan adalah kondisi daya tangkal bangsa yang dilandasi oleh kesadaran bela negara seluruh rakyat.
5. Keberhasilan Ketahanan
Nasional Indonesia.
Kondisi kehidupan nasional merupakan pencerminan Ketahanan Nasional yang mencakup aspek ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya. dan pertahanan keamanan.
Kondisi kehidupan nasional merupakan pencerminan Ketahanan Nasional yang mencakup aspek ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya. dan pertahanan keamanan.
B. Ketahanan
pada Aspek Pertahanan dan Keamanan
1. Pertahanan dan keamanan
harus dapat mewujudkan kesiapsiagaan serta upaya bela negara
2. Bangsa Indonesia cinta
damai, akan tetapi lebih cinta kemerdekaan dan kedaulatan
3. Pembangunan kekuatan dan
kemampuan pertahanan dan keamanan dimanfaatkan untuk menjamin pertahanan dan
stabilitas keamanan
4. Potensi nasional dan
hasil-hasil pembangunan yang telah dicapai harus dilindungi dari segala ancaman
dan gangguan
5. Perlengkapan dan
peralatan untuk mendukung pembangunan kekuatan dan kemampuan pertahanan dan
keamanan sedapat mungkin harus dihasilkan oleh industri dalam negeri, pengadaan
dari luar negeri dilakukan karena terpaksa dimana indutri dalam negeri masih
terbatas kemampuannya.
Dengan demikian, Ketahanan Pertahanan dan
Keamanan yang diinginkan adalah kondisi daya tangkal bangsa dilandasi oleh
kesadaran bela Negara seluruh rakyat dan mengandung kemampuan memelihara
stabilitas Pertahanan dan Keamanan.
KESIMPULAN & SARAN
Wawasan nusantara adalah cara pandang dan
sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya dengan mengutamakan
persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah dalam menyelenggarakan
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara untuk mencapai tujuan
nasional.
Dalam aspek budaya kehidupan bermasyarakat
terdiri atas sejumlah besar “lingkar masyarakat” yang berada di seluruh pelosok
Tanah Air. Kesadaran itu berlandaskan kehidupan warga yang melekat pada
lingkungan terdekat: suku, agama, adat, daerah. Kesadaran ‘berwarga masyarakat’
mencakup kehidupan bersuku, beragama, berbahasa, berdaerah dan beradat yang
berbeda-beda.
Pegangan hidup warga-masyarakat diwariskan
oleh lingkungan sekelilingnya yang paling akrab: keluarga, puak, adat, bahasa
ibu, agama. Ketaatan pada kehidupan berwarga masyarakat umumnya terbentuk atas
dasar keterikatan batin yang diciptakan oleh lingkungan budaya yang terdekat.
Sedangkan kesadaran bermasyarakat Indonesia mencakup pandangan hidup yang lebih
luas daripada sekedar kesadaran berwarga lingkarannya yang terdekat, sekalipun
setiap orang menilai penting lingkungan suku, adat, bahasa, ras dan agama
darimana ia berasal. Kehidupan bermasyarakat adalah lingkar pertama dari
perluasan jatidiri orang seorang dalam menuju kehidupan berbangsa dan
bernegara.
Jadi, marilah kita sadarkan diri kita masing
– masing untuk membangun Indonesia yang kita cintai menjadi negara yang
bermartabat dan memiliki moral yang baik di hadapan negara lain. Serta sudah
saatnya kita sebagai rakyat Indonesia sadar untuk mematuhi semua peraturan –
peraturan yang diberlakukan di mana saja. Karena majunya sebuah bangsa dan
negara tergantung oleh rakyatnya masing – masing.